"Gue enggak pernah kepikiran kalau gue bakal suka sama Indra seperti ini." Gumam Tasya dalam hati. Pandangan wanita itu tidak terlepas dari wajah suaminya yang menurutnya tampan. Bibirnya juga terus melengkung ke atas, menampilkan senyuman menawan. Baru juga beberapa menit Tasya tersenyum menatap Indra, sedetik kemudian wajahnya berubah menjadi datar. Tak ada lagi senyuman. Hatinya gelisah, ketika dia ingat bahwa Indra belum juga jatuh cinta padanya. "Apa gue bakal berharap sendirian lagi?" Hatinya mendesah dalam diam. "Hah..." Akhirnya Tasya memutuskan buat bangun dari ranjang. Lebih baik dia turun dan membuat sarapan untuk Indra. Perutnya juga tiba-tiba terasa mual, padahal barusan masih baik-baik saja. Waktu terus berjalan, Tasya sudah bergelut dengan peralatan dan bahan-bahan yan