Sepatu balet dengan hiasan pita berwarna pink terus menjadi pusat perhatian Tasya sedari tadi. Kedua kakinya berayun pelan sambil menunggu Indra datang. Dia sendirian di kamar, menanti kedatangan sang suami sambil duduk di atas brankar. Samar-samar Tasya merasakan punggungnya menghangat karena terkena sorot cahaya matahari pagi dari balik jendela. Tasya tidak ada niatan berpindah posisi atau menghindari cahaya tersebut. Yang dilakukannya hanya diam dan bernafas sambil terus menggoyangkan kakinya. Sudah lebih dari tiga hari Tasya dirawat di rumah sakit. Dunianya terasa berubah drastis dalam sekejap. Rasa-rasanya baru kemarin dia bisa merelakan kisah masa lalunya dan tertawa bersama orang harapan di masa depannya. Tapi sekarang, sudah benar-benar berbeda. Cklek! Kepala Tasya mendongak, d