"Atur jangan sampai proyek kita yang ini gagal! Laba kita turun 2%. Jangan sampai kuartal terakhir tahun ini semakin turun. Saya yakin semua yang ada di sini ingin bonus awal tahun yang besar, bukan?"
Satria menatap satu persatu wajah peserta rapat sore ini. Wajahnya tampan dan tenang, namun tatapannya dalam dan menghipnotis. Semua orang mengangguk setuju. Ya, siapa yang mampu menolak bonus?
"Baik, kalau begitu rapat kita akhiri di sini. Selamat bekerja!" Satria berdiri diikuti seluruh peserta rapat.
Hanya para direksi yang berani mendekat untuk bersalaman dengannya. Satria tidak menolak. Setelah itu, dia keluar dengan langkah tegas.
Asistennya, Didin, menunggu di luar dan langsung berjalan di belakangnya. Satria menyerahkan buku catatan dan laptop dan Didin segera membawanya.
"Apa l
