"Kamu menyukainya? Aku harap ini sesuai dengan seleramu." Suara Satria mengagetkan Fira. Dia menoleh dan mendapati pria itu berdiri di depan pintu balkon. Sosoknya tinggi dan tampan. Wajahnya tenang dan ramah, namun tatapannya mendominasi. Dia memakai kemeja biru dan celana berwarna krem. Kenapa baju kami berwarna sama? Kedua tangannya dimasukkan dalam sakunya. Matanya tenang dan terus menatap Fira. Kemudian, senyum tipis muncul di bibirnya. Cahaya di kamar tidak terlalu terang. Lampunya berwarna kecokelatan, menerpa Satria yang tinggi dan tegap, memberikan ilusi magis pada Fira. Lagi, Fira merasakan darahnya berdesir lebih cepat dan perasaan geli di perutnya kembali muncul. Tanpa sadar, dia membasahi bibirnya. Apa yang dia lihat sekarang membuat bibir dan tenggorokannya mengering

