Hari-hari berjalan dengan cepat. Tidak terasa, empat minggu sudah berlalu. Matahari baru mengintip dari Timur. Angin berhembus membawa kesejukan embun. Di dalam sebuah kamar, ponsel terus berdering dan bergetar. Pemiliknya yang masih mengantuk, mengambil bantal dan menutup telinganya, berharap si penelepon akan lelah dan berhenti mengganggunya. Namun agaknya si penelepon bukanlah orang yang mudah putus asa. Ponsel di atas nakas itu masih berdering meskipun sudah beberapa menit berlalu. Fira menggeram rendah. Dia memaksa matanya terbuka, menggeser tubuhnya, dan bersandar di headboard. Tangannya menggapai nakas, mengambil ponselnya. Melihat nama yang tertulis di sana, rasa kantuk Fira perlahan hilang. "Halo?" "Fira, ya Tuhan! Apakah kamu masih tidur? Sudah jam berapa ini? Ayo bangun!