Suara ketukan di pintu menghentikan Ditya dari lamunannya. Dimatikannya rokok yang ada di tangannya. Matanya menangkap setidaknya lima puntung rokok di sana. Pupilnya bergerak-gerak. Terdengar pintu dibuka. Saat mendongak, dia melihat mamanya melangkah masuk. "Ada apa, Ma?" Suara Ditya terdengar serak. Diapun mengambil gelas dan menghabiskan air putih di dalamnya. Winda duduk di sofa dengan kening sedikit berkerut. "Kamu merokok." Kalimatnya bukan pertanyaan. Jadi, Ditya tidak menjawabnya. Pria itu memilih berpura-pura sibuk dengan berkas-berkas di depannya. Winda mendengkus. "Sudahlah! Mama tidak mau ikut campur urusanmu itu. Ada hal lain yang mama mau tanyakan." "Hmm?" gumam Ditya tanpa mengangkat kepalanya. Winda mengubah raut wajahnya. Matanya menatap putra dalam-dalam. "Mama