Magrib terlewati, para pria—termasuk Ilhan dan Afham—sedang dalam perjalanan dari arah masjid kembali ke kediaman bu Hanum. Di perjalanan yang singkat itu, Serkan terus memandangi sepupunya. "Loe sehat kan?" Tanyanya dengan nada mengejek. Akara balas memandang sepupunya dengan sebelah alis terangkat. "Menurut loe? Kalo gue sakit gue bakal diem di rumah atau gak gue dah dirawat di rumah sakit." Ketus Akara. Serkan mencibir seraya mengedikkan bahu. "Body loe emang sehat, tapi yang gue tanyain itu otak loe. Sehat?" Pertanyaan itu dijawab Akara dengan melayangkan tendangan pada tulang keringnya. Halil yang melihat hal itu hanya bisa menggelengkan kepala. Jika ditambah seorang lagi—Ilker—maka keributan ini akan terlihat lebih seru. Sayang, kakak sepupunya yang satu itu sudah bertaubat d