"Tapi waktu itu Anda bersikap seolah saya tidak boleh berada disana." "Maafkan kebiasaanku." Jawab Akara dengan cengiran di wajahnya. Ya Tuhan, kenapa pria itu begitu ekspresif hari ini, membuat jantung Rianna berolahraga semakin giat saja. "Aku terbiasa tidak menunjukkan ekspresi ku karena aku takut. Kau tahu sendiri bagaimana tajamnya lidah kembaranku. Jika aku menunjukkan perasaanku, kau yang akan menjadi korbannya. Meskipun ya, dia sepertinya menyadari itu dan tetap menjadikanmu korbannya. Kalau dia tidak mengerti perasaanku, dia tak mungkin menahanmu dengan berbagai alasan. Terkadang aku heran, kenapa dia tidak membuka jasa dukun saja." Ucap pria itu kesal yang dijawab Rianna dengan kekehan. Akara refleks mengangkat tangannya dan mengusapkan punggung tangannya di wajah Rianna. Ga