Rianna terbangun dan mengerjapkan matanya. Ia mengerutkan dahi saat melihat dimana dirinya berada. Tadi, seingatnya ia terbangun di tengah malam dan mencari sesuatu untuk dikerjakan karena tidak bisa lagi kembali tidur. Namun ternyata suaminya adalah orang yang apik. Ia tidak menemukan cucian apapun di dalam apartemen, entah itu pakaian atau bekas makan. Ia juga mencari setrikaan di ruang setrika, tapi tak juga menemukannya. Alhasil, karena enggan kembali ke kamar dan mengganggu suaminya, Rianna malah terduduk di ruang cuci setrika dan berpikir tentang apa yang harus dilakukannya. Lari dan meninggalkan Akara? Pikiran itu langsung ditepisnya jauh-jauh. Untuk apa ia harus lari dan kemana ia harus lari? Pelariannya nanti bukan hanya membuat dirinya tersiksa, namun juga akan membuat suaminya