Akara meninggalkan dapur. Karena tak ingin mendapatkan masalah, Rianna mengekori pria itu di belakang. Tatapan Nyonya Gisna mengarah seketika padanya saat ia melewati ruang TV dan masuk ke dalam ruang kerja. Pintu kerja tampak sengaja dibuka oleh Akara, sehingga Rianna tak perlu lagi mengetuknya. Sepersekian detik setelah ia masuk, pintu ditutup dari dalam dan ternyata Akara menungguinya di belakang pintu. "Dok?" Tanya Rianna bingung. Namun alih-alih menjawab, Akara malah mendekat dan memeluk Rianna erat. "Maafkan aku." Ucap pria itu lirih di telinga kanan Rianna. "Ma-maaf untuk apa?" Tanya Rianna heran. Ia sendiri bingung harus bagaimana. Membalas pelukan Akara atau diam saja. "Maaf karena aku kurang memperhatikan selama ini." Lanjut pria itu. "Awalnya kupikir apa yang Oma katakan