Ajeng masih memeluk Raia dengan erat sehingga tanpa mereka sadari ruangan itu kini kosong dan hanya menyisakan mereka berdua. “Bagaimana perasaan Mba sekarang?” tanya Ajeng seraya membersihkan wajahnya dari airmata selepas melepaskan pelukannya pada Raia. Ia pun turut membantu membersihkan wajah Raia dengan tisu yang ada di atas nakas. Wanita berusia dua puluh delapan tahun itu masih terisak lirih seraya memandangi wajah Ajeng. “Kamu tambah besar.” Komentarnya disela isakannya. Ajeng terdiam. Ia memilih untuk memandang Raia dan menunggu apapun yang ingin dikatakan atau ditanyakan wanita itu padanya. “Berapa lama sebenarnya waktu berlalu?” Raia pada akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Setelah sebelumnya ia dilanda shock ketika mendengar pernyataan tentang kedua orangtuanya, ia kini