150 “Coba lihat, Pak! Wah, keren banget.” Zita menatap takjub ke kejauhan. Bianglala mereka berada tepat di puncak tertingginya, bergerak pelan. Pemandangan kota yang dihiasi lampu dari gedung-gedung, rumah-rumah dan jalanan tampak begitu indah di sana. “Katanya, kalau kita ke tempat paralayang tuh, lebih keren lagi pemandangan malamnya.” Zita berceloteh tanpa menoleh, masih menatap takjub ke bawah sana. Azra bersedekap, tak tertarik melihat apa yang Zita lihat. “Kamu belum pernah ke Spago?” tanyanya. Zita menoleh. “Di Surabaya?” Azra menggeleng, terkekeh geli. “Di Singapura, Marina Bay Sands. Atau ke skypark-nya?” Zita mendengus, kesal. “Nggak pernah, Pak! Saya pernah ke Singapura tapi cuma jalan-jalan aja di Orchard Road. Nggak sampai naik ke tempat ikonik itu.” Tak menggubris wa