Bab 73. Janji Masa Lalu

1223 Kata

Seperti yang sudah direncanakan, Adam, Kala, dan Bianca bertolak ke sebuah makam mewah di luar ibukota. Untuk perjalanan ini, Adam mempercayakan pada Kala untuk menjadi supir. “Kenapa mas Azra nggak ikut, Kal?” Bianca membuka obrolan, mereka sudah serempat jalan lagi tiba di lokasi. “Sibuk mungkin.” Kala mengedikkan bahu. Bianca melirik papi mertuanya yang duduk di belakang, rupanya pria paruh baya itu sedang sibun dengan berkas-berkas di tangannya. Oh ya, Mada juga ikut dalam perjalanan ini, mendampingi sang tuan. Setengah jam kemudian, mobil berwarna hitam metalik itu akhirnya merapat di depan sebuah memorial park. Rumah duka itu tak terlihat seperti pemakaman yang dipenuhi batu nisan. Rumah duka itu tampak seperti taman dengan hamparan rumput hijau di sepanjang mata memandang. Lebih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN