“Aku sudah kenyang,” ucap Dara lirih, sedikit takut akan reaksi suaminya. Azra mendengus. “Kamu nggak denger tadi Bianca bilang apa? Ini disuruh habisin, Dara!” Ia menunjuk piring di tangannya yang isinya masih tersisa separuh. “Tapi aku udah kenyang.” Dara bicara jujur, perutnya memang sudah penuh. Jika dipaksa, mungkin ia akan muntah saking kenyangnya. “Nanti aku yang kena omel, Dara. Ayo makan lagi,” ucap Azra bersungut-sungut. “Satu suap lagi aja, ya?” tawar Dara. “Ya udah, ayo cepet!” Suapan terakhir itu telah masuk ke mulut Dara, dikunyah pelan, kemudian ditelan dengan susah payah. Azra segera beranjak, meletakkan piring bekas makan istrinya di atas meja. Kini ia mengambil apel, mencucinya di wastafel, kemudian mengupasnya dengan pisau kecil yang juga disediakan oleh pihak ruma