Bianca dan Kalandra benar-benar datang ke rumah sakit jiwa tempat Gita dirawat. Ketika mereka menyebutkan nama Gita pada perawat rumah sakit yang bertugas di nurse station tadi, mereka diarahkan ke sebuah taman besar yang ada di samping rumah sakit. Katanya, pagi-pagi begini biasanya Gita ada di sana. “Sebaiknya tetap melihatnya dari kejauhan.” Perawat yang mengantar mereka ke taman berujar pelan. “Karena ibu Gita masih selalu bereaksi negatif setiap bertemu orang baru.” Bianca meringis. “Separah itu?” Perawat itu mengangguk. Ia mengajak Bianca dan Kalandra duduk di kursi kayu. Menatap ke seberang jalan setapak, tempat para pasien rumah sakit ini berkegiatan pagi. Ada yang berlarian seperti anak kecil, ada yang menangis entah kenapa, ada yang berjongkok di dekat bunga yang berwarna-warn