“Jangan tinggalin aku, Mas.” Gita merengek, merengkuh lengan suaminya. Mencegah Reymond beranjak meninggalkannya.
Reymond kembali duduk di sofa, menemani sang istri yang terus terisak. “Iya, iya. Soal yang tadi maaf, ya? Aku khilaf,” ucapnya asal. Pokoknya Gita harus tenang dulu. Kalau tidak, bayi yang di dalam kandungannya bisa ikutan stress.
Gita masih mendongak, menatap Rey dengan matanya yang basah. “Kamu betulan minta maaf, Mas?”
Reymond mengangguk. “Iya.”
Rengkuhan Gita di lengan Reymond semakin erat. Wanita itu tersenyum senang, merasa tenang dan menang.
“Kamu minum dulu nih, biar tenang.” Reymond menyodorkan segelas air mineral yang langsung ditenggak habis oleh Gita.
Perlahan-lahan, nafas Gita mulai teratur. Air matanya juga sudah berhenti mengalir. Namun tangannya masih era
