“Boleh cium lagi nggak?” tanya keesokan harinya, saat Bianca sedang memoleskan lipstik ke bibirnya. “Nggak usah macem-macem!” Bianca menggeplak lengan suaminya, mendorongnya sedikit menjauh. “Nggak macem-macem. Satu macem aja ini.” “Udah udah, ayo siap-siap. Entar terlambat tahu rasa.” “Ya kenapa? Orang aku direkturnya?” “Nggak boleh gitu. Harus kasih contoh yang baik, Kala.” Bianca mendelik, kemudian ngeloyor menyambar tasnya yang ia siapkan di atas kasur. “Mau berangkat bareng atau enggak?” “Bareng, dong. Ini aku udah siap.” Seperti kemarin, hari ini pun mereka diantar oleh sopir keluarga Andara. Mereka sempat bertemu Dara di teras yang sedang melepaskan suaminya berangkat kerja. Mereka berbasa-basi sebentar, menanyakan kabar dan sebagainya. “Jadi kamu cuti sampai melahirkan nant