“Kala?” “Eh? Maaf.” Kalandra memperbaiki ekspresinya. “Jalan-jalan sebentar di depan yuk?” Bianca mengernyit. “Kenapa tiba-tiba?” “Aku mau kasih lihat taman milik keluarga kami yang terawat dengan baik, sekalian kita ngobrol sebentar.” Kala sudah berdiri, mengulurkan tangannya pada Bianca. Meski ragu, Bianca tetap meraih tangan itu. Kalandra tak langsung mengajaknya berjalan-jalan di taman, mereka masih menemui Damar untuk memberitahukan kamar yang telah dipilih oleh Bianca. Baru setelah itu keduanya keluar lewat pintu utama mansion Andara. Angin segar membelai wajah keduanya. Kala menggandeng tangan Bianca untuk menuruni tangga teras, melewati halaman, menyusuri tepian taman. Taman itu indah dan luas. Seluruh permukaan tanahnya ditumbuhi rumput dengan jalan setapak buatan di tengahny