“Tiga hari lagi Kalandra dan Bianca akan menggelar acara pernikahan,” ucap Adam membuka rapat yang berbalut acara makan malam keluarga ini. Malam ini, tak hanya seluruh anggota keluarga Andara yang mendengar ucapannya, tapi asistennya dan kepala pelayan di rumah ini harus ikut memperhatikan apa yang ia ucapkan. “Apa nggak terlalu cepat, Pi?” Azra bertanya. “Tidak. Bahkan kalau bisa besok, aku mau mereka menikah besok.” “Kenapa terburu-buru begitu?” “Bianca sudah hamil, Azra. Pernikahan harus segera dilangsungkan, setelah itu kita juga perlu mengumumkan kehamilan Bianca pada publik.” Azra menatap Kalandra terkejut, teringat obrolan mereka tempo hari. Detik berikutnya, kakak kandung Kalandra itu justru tertawa remeh. “Rupanya kamu mengikuti saranku, Dik?” sindirnya. Hanya di depan Adam