“Dalam hitungan ketiga, langsung lempar bunganya, ya?” Seorang MC berkata pada Zita yang tersenyum lebar. Kedua tangannya memegang erat sebuah buket bunga yang didominasi warna putih. Zita mengangguk, antusias. Sementara di sebelahnya, Azra hanya tertawa melihat betapa riuhnya ruangan itu. Sebuah ballroom tempat pernikahannya dan Zita dilaksanakan. “Oke, satu… dua… tiga, lempar!” MC berseru lantang. Zita segera melempar buket bunga di tangannya ke udara. Segerombolan orang yang berkumpul di belakangnya segera berseru-seru antusias. Mereka saling dorong, berebut, tertawa. Sepertinya mereka adalah kumpulan orang-orang jomblo yang ingin segera menikah. Saking putus asanya sampai menggantungkan nasib asmara mereka pada mitos tentang buket bunga pengantin itu. Buket bunga itu akhirnya menda
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari