“Bianca!” Kalandra memekik terkejut sekaligus marah. “Pak Kala?” Di pojok bilik itu, Sofia menutup mulutnya kaget. Wajahnya berubah ngeri melihat kedatangan Kalandra yang sama sekali tidak ia duga. Sofia jelas tahu bahwa selama ini Kalandra membiarkan kelakukannya pada para karyawan wanita itu. Karena itu ia pikir kali ini pun Kalandra akan tetap tak menghiraukan tindakannya. Tapi kali ini, ia jelas salah memilih target. Kalandra tak menghiraukan Sofia, ia sibuk melepas jasnya dan segera menutupkannya ke tubuh Bianca yang terbuka. Kalandra merengkuh wanita itu ke dalam pelukannya, lantas dalam satu gerakan cepat, tubuh Bianca telah berpindah ke gendongannya. “Sofia!” Suara Kalandra melesat tajam dan dingin, membuat yang dipanggil menegang kaku. Ia berjalan mendekati Sofia yang hampir sa