Akhirnya setelah seminggu lebih dirawat di ICU, Fabian dipindahkan ke ruang rawat inap biasa. Kondisinya berangsur-angsur membaik. “Syukurlah. Papa jaga diri, ya, Pa. Apa yang kata dokter nggak boleh, ya nggak boleh. Kalau mau nyoba makan atau berkegiatan sesuatu, tanya dulu sama dokter.” Bianca mengingatkan. “Iya. Maaf, ya, sudah bikin khawatir.” “Jangan minta maaf, Pa. Papa nggak salah.” Bianca mengenggam tangan papanya lembut. “Nak Kala, saya juga berterima kasih sama kamu dan keluargamu. Katanya, pak Adam yang menanggung semua biaya rumah sakit saya?” Fabian beralih menatap menantunya. “Ah, iya.” “Tolong sampaikan terima kasihku pada ayahmu, Kala.” “Baik, Pa.” Suasana di ruang rawat inap terasa hangat. Tak ada lagi seruan kemarahan Bianca pada Mila. Meski terlihat adem ayem, ta