Gita sudah hampir memanggil satpam untuk membukakan pintu ruang direktur ketika pintu kayu itu terbuka. Matanya membulat seketika, Reymond berdiri dengan raut wajah datar di sana. “Mana cewek itu, hah?!” semburnya tanpa basa-basi. Reymond mengernyit. “Cewek siapa yang kamu maksud?” “Kamu mau membodohiku, Mas?” Gita melotot. “Lihat, barang-barang punya Lamia masih ada di kursinya, ke mana lagi kalau bukan di dalam sana, hah?!” Ia menunjuk meja Lamia yang bisa terlihat dari ambang pintu ruang direktur, wajahnya merah padam karena marah. “Jangan asal nuduh, Gita. Tadi aku ke sini dia memang sedang lembur. Aku nggak tahu dia sedang ke mana, mungkin ke kamar mandi?” ucap Reymond lembut. “Kenapa kamu ke sini?” “Kamu masih bisa tanya kenapa? Kamu nggak jawab telponku, nggak bales pesanku, ng