“Jangan pergi, Kal!” Vanya menahan lengan Kalandra. “Lepas!” Kala berseru tegas, menghempaskan lengan kurus Vanya yang melingkari lengannya. “Jangan kejar dia, Kalandra! Aku gimana?” Vanya masih berusaha menahan Kala, memelas, menggapai-gapai tubuh pria itu. Namun Kala tak peduli, bahkan meski Adam memanggilnya dengan lantang, ia tetap tak peduli. Pria itu berlari menyusul Bianca yang sudah turun ke bawah. “Bianca, tunggu!” serunya nyaring. Bianca menoleh. “Berhenti di situ, Kala!” “Enggak!” seru Kala tegas. Ia berlari semakin kencang. Bianca mendesah pelan. Ia menghentikan langkahnya, berbalik, menunggu Kalandra datang. Kalandra langsung berhambur memeluk sang istri. Dekapannya begitu erat dan hangat, seolah takut Bianca akan menghilang. “Jangan pergi kayak tadi,” lirihnya. Ia me