“Dara, Dara!” Vanya mengejar Dara yang terlihat bergegas kembali ke kamarnya. “Dara, tunggu!” Ia meraih lengan istri Azra itu cepat. “Ada apa, Vanya?” desis Dara sebal. Matanya bergerak ke sana kemari, memperhatikan sekitar, khawatir ada yang melihat interaksi mereka. Tapi ternyata lantai dua mansion Andara itu sudah lengang. “Gue harus gimana, Dar? Apa nggak ada cara buat nolak Kala kalau dia mau bawa gue ke rumah sakit?” tanya Vanya panik. Wajahnya pucat pasi, ia kebingungan setengah mati. “Gue juga lagi mikir, Van. Lo tenang dulu, balik aja dulu ke kamar lo. Gue lagi mikir ini.” Dara berbicara dengan suara yang ditekan agar tak berisik. Ia tak mau ada yang melihat apalagi mendengar interaksinya dengan Vanya. “Udah, lo balik dulu aja. Jangan sekali-kali lo begini lagi. Kalau ketahuan