Detak jantung Livy bergemuruh dengan kencang. Ia terlihat berkali-kali menatap serta berpaling wajah dari lelaki yang terus menerus memperhatikannya ini. "Sudah lewat dari empat puluh hari kan?" ucap Samuel sembari memberikan lirikan mata yang tidak biasa pada tubuh Livy. Seperti orang yang sudah tidak sabaran dan sudah ingin menjamah saja. Livy mengangguk dengan rasa takut dan sekali juga melirik kepada sang suami. Takut sekali. Tapi, ia juga merasa tidak enak bila harus menolak. Samuel sudah memulai dengan menyentuh rambut Livy dan membelai-belainya dengan lembut. Kesempatan. Jangan sampai ia sia-sia bukan?? "Ayo, kita masuk ke pelajaran inti," ajak Samuel dan Livy segera meneguk salivanya sendiri sembari bergeser tubuhnya agar menjauh. Samuel menunjukkan sebuah senyuman. Istrinya y