Sesak napas. Livy akhirnya melepaskan pagutannya duluan. Ia buka mata dan melihat Samuel yang sedang tersenyum dengan sangat lebar. Sementara dirinya?? Wajahnya nampak memerah bak kepiting yang baru selesai direbus. Begitu malu dan tidak memiliki muka, hingga ia kini malah menundukkan kepalanya. "Good job, honey. Kamu sudah banyak belajar. Nanti, kita melakukan pelajaran tahap selanjutnya yah??" Livy mengangkat kepalanya kembali dan menatap penuh keheranan kepada Samuel kini. "Masih ada memangnya??" tanya Livy. "Iya. Tentu saja masih. Ini baru tahap awal sayang. Supaya kamu tidak kaget dan bisa terbiasa nanti. Sekarang, ayo kita tidur dulu. Ini sudah malam. Nanti masih harus bangun saat Lisa bangun kan?" Livy mengangguk patuh saja dan pergi ke atas tempat tidur bersama dengan Samuel