81 | Merah-Merah Menyala

1101 Kata

"Leher kamu kenapa, Nis?" "Hah?" Panik, detak jantungnya. Niska pun memegang leher yang dimaksud oleh Pakde Nandar. Jujur, tidak tahu-menahu mereka datang kapan berkunjung ke kediaman Pipi Wili. Dan yang Niska sebut mereka adalah para abangnya Mimi Lena. Rupanya, mereka datang karena mau ikut antar Niska pindahan. Entah sejak kapan pula barang-barang Niska sudah beres dikemas. Dia bangun pukul sepuluh pagi menjelang siang soalnya. Sendirian. Dengan kemungkinan Mas Galenlah yang berbenah. Oh, Niska lagi-lagi merasakan ngilu di pinggang. Mas Galen tidak cukup satu pelepasan, dengan posisi berganti macam-macam. Well, ada bathrobe di ujung kasur. Tampaknya itu Mas Galen yang siapkan. Mungkin agar Niska memakainya saat bangun, tak perlu memungut pakaian yang berserak—lho? Sudah beres juga?

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN