"Gav, jangan ke sana. Sini!" "Mau ke eyang pipi, Mi." "Nanti, ya? Eyang pipi lagi banyak tamu." Tapi Gavandra melihat eyang pipinya melambaikan tangan seolah mengizinkan dia mendekat. So, itu membuatnya tergiur. "Gav!" Niska tak kuasa mengejar. Di ruang tamu ramai. Dan Niska terkesiap saat di sana berpapasan dengan tamu pipi, sepertinya tamu itu habis dari kamar mandi. Tersenyum. Bukan Niska, tetapi tamunya. Ya, Niska balaslah. Mungkin karena itu, minggu depannya Niska dipanggil pipi. Saat anak-anak sedang bermain dengan Mas Galen, selalu rutin berkunjung kalau-kalau tak ada kerjaan. Kini, Niska di ruang baca. "Nis ... masih berharap untuk kembali sama Galen atau—" "Nggak, Pi." Cepat Niska merespons. Pipi manggut-manggut. "Tapi ada rencana untuk menikah lagi atau masih nyaman