29 | Patah Satu, Tumbuh Semana?

1711 Kata

Makam .... Makam siapa? Ayesha? Galen membeku. Melihat sebuah senyum getir terpampang di wajah Niskala. Yang lalu putri Wiliam Budiman itu melenggang, memasuki kamar. Jelas, Galen menyusul cepat. Dicekalnya lengan Niska. Galen berdebar. Sangat. Begitu kencang debarannya. Apalagi saat Niska berbalik dan menghadap. "Kenapa? Ada yang mau Mas omongin sama aku atau ada yang pengin Mas denger dari aku?" Mata ke mata tatapan mereka berjumpa. Niska tidak gentar dari yang biasanya gampang tersipu hanya dengan bersirobok pandangan bersama Mas Galen. Tatapan bapak kos detik ini baru dapat Niska rasakan benar-benar tengah memandangnya sebagai Niskala, bukan Ayesha. Fine. Niska saja yang bicara. "Susah, ya, Mas, mau tanya atau nyebut sesuatu yang ada kaitannya soal almarhumah?" Semakin me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN