Di dalam kamar. Seorang dokter sedang memeriksa tubuhnya Meisya dan dia mengerenyitkan dahinya ketika melihat sesuatu yang membuat dirinya langsung melirik kearah Steven yang terus memeluk Meisya tanpa mau melepaskannya sama sekali. "Pak! Anda suaminya atau …." Dokter itu tidak bisa melanjutkan ucapannya karena dia merasa canggung untuk mengatakannya. Mendengar itu, Steven langsung merasa tidak senang, karena dialah suaminya. "Saya suaminya. Memangnya ada dokter? Apakah ada yang salah dengan saya?" Tanya Steven dengan nada marah. Mendengar itu, Meisya hanya menundukkan kepalanya dan dia kembali mengingat ucapan wanita itu. "Bahkan dokter pun memiliki pikiran semacam itu. Aku … aku memang lebih pantas menjadi wanita seperti itu," gumam Meisya dengan perasaan sedihnya. Melihat itu, Se