Rasa kantuk yang sempat Rian rasakan sudah hilang begitu saja. Ketika dia melihat Steven yang menatap dirinya tepat didepannya saat ini.
"Steve, ada apa sih? Ini tengah malam dan aku … aku mau istirahat. Apakah kamu belum cukup menyiksa aku di kantor dengan setumpuk pekerjaan itu. Lalu, kini kamu mengganggu waktu istirahat aku. Kamu … kamu tega sekali Steve!" Keluh Rian yang merasa sedang di siksa oleh Steven.
Mendengar itu, Steven menundukkan kepalanya sambil menatap kearah amplop coklat yang berada di tangannya.
"Rian, bisakah kamu menjadi pendengar yang baik untukku? Aku … aku tidak tahu, harus bicara dengan siapa. Karena … hanya kamulah satu-satunya orang yang aku percaya bahkan Mamaku sendiri, aku tidak percaya sama sekali padanya," ucap Steven dengan tangan gemetar sambil meremas
