Kondisi Shantie mulai membaik meski masih terlihat lemah, dokter menyarankan untuk istirahat total di rumah sakit atau kehilangan bayinya. Shantie akhirnya memilih untuk patuh dan tidak pernah lagi membahas keinginannya untuk pulang. Bayangan-bayangan tragis itu masih sering berputar di kepalaku dan seperti tidak mau berhenti dan itu sangat menyakitkan hati dan jiwaku. “Akhirnya Tuan ingat.” aku menoleh ke arah kiri dan melihat Laki-laki tua sedang duduk sambil merapikan topi bundarnya, aku ingat siapa dia dan kenapa aku bisa mengenalnya. Dia tersenyum memamerkan deretan gigi yang mulai menguning. “Ya, akhirnya saya mengingat semua hal termasuk apa yang saya lakukan kepada Shantie, saya membunuh mereka dengan tangan ini.” aku menunjuk kedua tangan yang mulai bergetar, laki-laki t