Interogasi berlangsung sampai dini hari, Polisi masih menekanku untuk berkata yang sebenarnya dan setelah mendengar hasi wawancara Polisi dengan dokter kandungan Shantie aku memilih diam dan menutup mulut rapat-rapat. Brakk Aku melihat pintu ruang interogasi terbuka dan melihat Whisnu menatapku penuh kebencian, tanggannya mengepal dan mengeram seperti menahan amarah yang hendak dilampiaskan kepadaku, di belakangnya berdiri Mami dengan wajah sama. “Maaf Pak, anda dilarang masuk,” ujar Pak Anton sambil menahan Whisnu untuk masuk. “Izinkan saya bertemu pembunuh berhati kejam itu, saya hanya ingin tau kenapa dia tega membunuh Shantie dan anak-anaknya, kenapa!” teriak Whisnu, Pak Anton melirikku dan aku membalas dengan anggukan kepala. “Oke, saya akan mengizinkan anda