Pembuktian
Selamat membaca
Tae Wang memperhatikan tingkah Chaing He, mendadak berubah seperti ada sesuatu yang benar-benar terjadi pada dirinya. Tidak masalah bagi dirinya, asal sesuai dengan rencana yang dia inginkan.
“Baiklah, berhenti bersikap dingin dan nikmati hidangan yang ada di depan kita,” ucap Tae Wang dan Hyme langsung mengambil beberapa camilan, menyuapkannya ke mulut Tae Wang, sambil memperhatikan Chaing He.
Seperti biasa Chaing He tidak memberi reaksi sedikit pun, Affry masih tetap diam karena hal seperti itu belum bisa membuktikan bahwa Chaing He memiliki kelainan seperti yang dikatakan.
Hyme menghela napas, lalu dia mencium Tae Wang dengan sedikit b*******h. Chaing He melempar camilan yang ada di tangannya tepat ke arah mereka berdua. “Ayolah, kalian bisa melakukan hal menjijikkan itu di depanku, tapi bagaimana dengan Affry?” protesnya.
Affry tertunduk lalu tersenyum seketika, entah kenapa hatinya langsung berdebar mendengar ucapan kepedulian dari bibi Chaing He. Apa dia menyukainya atau hanya rasa kagum saja.
“Tidak masalah,” jawab Affry melanjutkan memakan camilan yang ada di tangannya.
“Apa kamu tidak ingin merasakan bagaimana nikmatnya ciuman?” tanya Tae Wang, dengan cepat Chaing He langsung menggelengkan kepalanya.
“Tidak, mau kalian berhubungan badan di depanku sekali pun. Aku tidak memiliki ketertarikan untuk melakukannya,” jelasnya seketika Affry langsung menatap Chaing He.
Apa yang dia katakan itu benar, atau Chaing He tidak tertarik karena belum memiliki pasangan. Pernyataan ini belum bisa dikatakan benar, Affry menggelengkan kepalanya ke arah Tae Wang, dan Hyme.
Mereka berdua menghela napas lalu memikirkan cara agar Affry, bisa langsung percaya, tapi apa yang akan dilakukan lagi. Chaing He memang tampak seperti lelaki normal, tetapi nyatanya dia jauh berbeda.
“Aku haus,” ucap Chaing He.
“Kamu bisa memesannya, aku akan yang bayar,” jawab Tae Wang.
“Baiklah,” ucapnya sedikit tersenyum membuat Affry terpukau.
“Lakukan saja.”
“Kak, saya pesan minuman rasa jeruknya satu ya ... akh, maksud saya dua,” ucapnya lagi membuat Hyme bingung.
“Terima kasih, kamu ingin memberikan satunya lagi untukku bukan?”
“Tidak,” jawab Chaing He, cepat.
“Untuk, Affry?”
“Tidak juga, itu buat aku sendiri. Jika kalian mau silakan pesan sendiri,” jelas Chaing He membuat semuanya merasa kecewa. Affry tersenyum, lelaki yang di hadapan dia tidak mudahnya merayu seorang wanita.
Beberapa menit kemudian, seorang pegawai wanita datang membawa pesanan yang diinginkan Chaing He. Sebuah ide terpintas langsung di pikiran, Chaing He, semoga saja ini berhasil.
Dia memanjangkan kakinya, berharap wanita itu jatuh tepat ke hadapan Chaing He, dan sesuai rencananya, wanita itu jatuh tepat mengenai Chaing He dan menumpahkan semua minuman yang dia bawa.
Baju dan celana Chaing He basah membuat dia sedikit kesal, Tae Wang langsung memberikan tisu pada wanita yang menjadi korbannya. Dengan cepat wanita tadi mengambil dan membersihkan baju, serta celana Chaing He.
Tae Wang melirik Hyme, dan memberikan kedipan mata. Hyme berpikir sebentar dan langsung bisa menangkap perkataan sang Kekasih. “Bagian ini belum bersih,” ucap Hyme menarik tangan wanita itu dan mengenai bagian inti Chaing He.
Affry menelan ludahnya melihat kejadian tadi, mengikat bahwa dia juga melakukan hal yang serupa. “Maaf,” ucap wanita itu dan Chaing He, hanya diam, membuat Affry berpikir sejenak.
Kenapa Chaing He, tidak memberi respons sedikit pun. Padahal saat dia tidak sengaja menyentuh bagian itu. Chaing He bersikap aneh, bahkan sampai melarikan diri, Affry mulai berpikir apa yang dikatakan oleh Tae Wang, dan Hyme benar.
“Tidak masalah, aku akan membersihkannya sendiri,” ucap Chaing He mengambil tisu baru dan menghilangkan noda di pakaiannya.
“Maaf, Anda akan mendapatkan gantinya,” ucap pegawai tadi.
“Baiklah, aku ke kamar mandi dulu,” ujar Chaing He langsung pergi, Affry mengikutinya dari belakang, dia berpikir apa Chaing He menahannya dan akan melampiaskan semuanya di sana sendirian.
Tae Wang dan Hyme, yang melihat tingkah Affry langsung tersenyum. Mereka memiliki pikiran yang sama, cukup liar, tentu saja itu juga akan membawa ke dalam keadaan yang lebih bagus.
Di kamar mandi, Affry menyusup ke kamar mandi laki-laki lalu melihat Chaing He , merapikan bajunya tepat di depan kaca. ‘Apa dia tidak memiliki pakaian ganti,’ batin Affry, memperhatikan semakin dalam.
Affry, berpikir apa dia harus ikut membantu atau diam saja. Kakinya berjalan sendiri sesuai kemauan isi hati. Chaing He yang kaget melihat keberadaan Affry langsung melemparkan tisu yang ada di tangannya.
“Kenapa kamu ada di sini?” pekiknya dan Affry menjadi diam. Dia juga tidak tahu kenapa kakinya bergerak sendiri.
Dari arah luar terdengar beberapa orang akan masuk, Chaing He menarik tangan Affry dan masuk ke salah satu kamar yang disediakan. “Kamu!” pekiknya lagi dan Affry hanya diam menunduk.
“Maaf,” ucap Affry, dan Chaing He hanya menghela napasnya. “Aku hanya ingin membantumu saja,” lanjutnya lagi.
“Apa yang bisa kamu lakukan?”
Affry mengambil sapu tangan dari tasnya lalu membersihkan bagian d**a. “Cukup,” ucap Chaing He memegang tangan Affry. “Apa kamu tidak takut? Aku seorang laki-laki dan kamu melakukannya?”
“Maaf jika kamu tidak suka,” ucap Affry.
“Berbaliklah, dan jangan melihat ke arahku,” pinta Chaing He mulai merasakan bagian bawahnya berkedut seperti hari di mana dia pertama kali bertemu Affry. Dia tidak mau jika sampai Affry mengetahuinya lagi.
Hal ini akan sangat memalukan, dan Affry akan berpikir bahwa dirinya mengerikan. “Aku tahu salah, apa kamu marah ak-“
“Berhenti! Ya, kamu salah, dan aku tidak marah. Jangan berbalik sampai aku menyuruhmu, dan usahakan suara kamu kecilkan sedikit lagi,” pinta Chaing He semakin takut, rasanya sangat panas dan sesak.
Dia ingin menyentuh tubuh Affry, erat, tapi hal itu tidak mungkin dilakukan. Dia merasa aneh pada dirinya, sejak kapan dia memiliki rasa ketertarikan pada lawan jenis, bahkan hasrat yang mengerikan ini.
Dia mengingat saat bagian inti Tae Wang mengeras, dia akan memeluk Hyme lalu mereka berdua pergi ke kamar. Lalu, bagaimana dengan posisi Chaing He, apa dia pantas melakukannya.
Lalu setelah sampai kamar, apa yang akan dilakukannya nanti. Dia semakin bingung, kenapa wanita yang ada di depannya berbeda dari yang lain. Hanya dia ... hanya dia yang bisa membuat tubuh seorang Chaing He bergejolak tidak jelas.
“Apa kamu baik-baik saja?” tanya Affry, dan Chaing He berdehem, tidak sanggup mengeluarkan suara lebih akibat sesak di bagian bawah.
Chaing He meremasnya, lalu tangan kanan dia mulai nakal membuka resleting celana yang ia kenakan. Chaing He langsung menampar pipinya sendiri, lalu kembali merapikan pakaiannya.
“Aku sudah gila,” gumam dia.
***
J a n g a n - l u p a - t a p - l o v e, - f o l l o w, - d a n - j u g a - k o m e n. S i l a k a n - b a c a - c e r i t a - l a i n - y a n g - b e r j u d u l - f**k With Boss - a t a u - k e t i k - d i - p e n c a r i a n - F**k With Boss, - g e n r e - d e w a s a - 21+ - s e d i k i t - v u l g a r - b e d a - d e n g a n - c e r i t a - i n i :).
Semangat bacanya :v