Kecewa
Selamat membaca
Tae Wang melihat Hyme, mereka berdua langsung mengangguk. “Iya, kita akan buktikan besok,” ucap Tae Wang, dan Hyme langsung memikirkan cara apa yang cocok membuktikannya.
“Mungkin aku besok akan berciuman dengan Tae Wang di depan Chaing He, lalu mengelus paha dia. Kamu bisa melihat reaksi dia nanti,” tawar Hyme dan Affry tampak berpikir sebentar.
Bagaimana dia bisa percaya hal seperti itu, bisa saja Chaing He memang tidak memiliki ketertarikan dengan Hyme. Dia membutuhkan alasan yang kuat untuk mempercayai hal gila ini.
“Tidak, bagaimana jika kalian membawanya ke klub dan menyewa beberapa wanita di sana.” Tae Wang kaget dan langsung menggelengkan kepalanya. “Kenapa, kamu berbohong?” lanjut Affry.
“Sebelum kamu mengatakan ke sana dia akan menolak terlebih dahulu, Chaing He tidak suka mengunjungi tempat seperti tadi. Kamu bisa memikirkan cara yang lain, selain ini.”
“Aku tidak tahu, kalian pikirkan sendiri saja. Maaf, aku harus pulang ke rumah,” ucap Affry kemudian langsung pergi.
“Kamu punya cara yang lain?” tanya Hyme melihat kepergian Affry, Tae Wang menggelengkan kepalanya lalu meminum minuman uang tepat ada di depannya, cara apa yang bisa membuat Affry padanya.
Chaing He, di lain sisi sudah mulai membuka perasaannya dengan Affry, tapi apa dia yakin jika itu perasaan suka atau hanya rasa kagum seperti Tae Wang, dan Hyme.
Bahkan saat dadanya berdetak dengan cepat dia tidak tahu mengapa hal tersebut terjadi, Chaing He mulai merasa kesepian ketika dia tidak bertemu Affry, hari ini.
Hanya suara saja, dia ingin mendengar Affry memanggil namanya. Sudah cukup bagi Chaing He untuk merasa tenang, tapi bagaimana dia bahkan tidak memiliki nomor ponselnya.
Chaing He peri ke luar menghirup udara baru di sana, saat kakinya berkeliling taman, tatapan mata tidak sengaja menangkap Affry dengan seorang pria lain yang memiliki badan kekar.
Siapa pria itu? Apa dia pacar atau saudaranya? Beberapa pertanyaan muncul di pikiran Chaing He. Dia terus mendekat sambil menyembunyikan jati diri, dan berusaha mendengar percakapan mereka.
“Kamu dari mana saja?” tanya pria itu, dan dengan cepat Affry langsung memeluknya, membuat Chaing He berjalan mundur, tidak mungkin wanita yang dia kagumi selama ini memiliki seorang kekasih.
Iya, dia merasa dirinya bodoh dan langsung bergegas dari tempat yang membuatnya sakit hati, tidak. Dia tidak menyadari hal itu, Chaing He hanya sadar bahwa dadanya sedikit sesak.
Melihat Affry membuka lebar kedua tangannya untuk pria lain, dia tidak memiliki hak untuk marah atau kesal. Affry hanya teman yang baru bergabung saja, kenapa dia perlu sakit hati.
Chaing He membeli kopi panas di pinggir jalan sambil meminumnya di bawah tiang lampu, dia masih memikirkan hal tadi. Bahkan dia hampir gila karenanya, rasa sesak dan ingin marah muncul bersamaan.
‘Apa aku menyukainya, apa ini namanya cemburu?’ batin dia sambil mencium aroma kopi yang baru saja dia beli. ‘Aku harus menjaga jarak dari dia, wanita itu sudah menjadi milik orang lain,’ batinnya lagi kemudian berjalan pulang.
Memerhatikan ponselnya lalu menelepon Tae Wang, berniat memberi tahu masalah yang dia derita, tapi hasilnya tidak ada sama sekali. Tae Wang tidak mengangkat teleponnya karena sibuk bermain dengan Hyme.
Dengan perasaan tidak tenang, Chaing He pulang ke rumah dan kembali tidur. Membiarkan semuanya berjalan seperti semula, melupakan bahwa dia pernah sempat kagum dengan seseorang.
***
“Kamu tidak mengangkatnya?” tanya Hyme sambil memeluk Tae Wang yang terkulai lemas di atasnya, akibat pertempuran panas yang mereka lakukan tadi.
“Tidak, kita selesaikan ini terlebih dahulu baru menjawab teleponnya,” jelas Tae Wang membela rambut Hyme, meraba setia lekukan yang disentuh olehnya, menghirup aroma khas yang dikeluarkan tubuh Hyme.
“Bukannya kamu sudah puas?” tanya Hyme tidak percaya melihat keadaan sang kekasih, memiliki tenaga yang begitu banyak.
“Aku masih ingin lagi, tidak masalah bukan?” bisik Tae Wang lalu meniup indra pendengar Hyme. Merangsangnya menjadi sedikit panas, membuat lekukan tubuh kembali berkeringat.
Hyme menarik rambut Tae Wang sekuat tenaga saat benda tumpul berhasil memasuki dirinya, rasa panas dan geli bercampur menjadi satu membuat kenikmatan yang tiada tara.
Wajah Tae Wang menampilkan bahwa dia sedang menikmati permainan ini, sedangkan Hyme dia mengumpulkan setiap perlakuan lembut dan nikmat yang diberikan Tae Wang.
Rasa panas berpadu pada dirinya, lebih tepat pada rahim yang dimiliki Hyme, benda tumpul itu berhasil menyentuhnya dan memberikan rasa yang sangat luar biasa bagi Hyme.
Tae Wang yang merasakan puncak akan segera sampai, memeluk Hyme erat dan mempercepat gerakan sesuai tempo yang dia inginkan, merasakan perutnya semakin panas, Hyme menggelengkan kepalanya.
Dengan sekali sentakan terakhir, Tae Wang menarik miliknya keluar dan langsung terkulai lemas di samping Hyme yang masih mengumpulkan napas sebanyak mungkin.
Mereka berpelukan selesai melakukan permainan yang sangat panas. “Kamu sudah puas?” tanya Hyme menutup matanya, sambil menarik napas.
“Tidak, tapi karena kamu sudah lelah. Kita berhentikan saja,” jawab Tae Wangi membuat Hyme semakin kesal dan meninggalkan dirinya tidur. “Hyme, kenapa kamu tidur secepat ini,” pekik Tae Wang, lalu memasangkan selimut dan ikut tidur dengan kekasihnya.
Keesokan pagi sesuai rencana mereka bertiga, Affry menunggu mereka di kantin, sedangkan Chaing He, dia sudah mulai menutup perasaannya, apa rencana Affry kali ini berjalan dengan lancar.
“Apa kamu sudah tahu caranya?” bisik Hyme, dan Tae Wang tampak masih memikirkannya, dilihatnya Chaing He yang bahkan tidak memiliki ketertarikan lagi pada Affry.
“Chaing He,” panggil Tae Wang, meliriknya sedikit kesal. “Apa kamu merasa tidak enak akan kehadiran seseorang?” tanyanya, dan Chaing He langsung menggeleng menolak perkataan Tae Wang.
“Tidak lakukan saja, apa yang kamu inginkan. Aku hanya merasa lelah saja,” jawabnya dan Hyme mengangguk mengerti, Affry masih memperhatikan Chaing He, memastikan bahwa yang dikatakan oleh Tae Wang dan Hyme adalah palsu.
Namun, dari tatapannya Chaing He tampak sedang kesal dengan dirinya. Affry merasa disingkirkan bahkan tidak dipedulikan. “Apa aku melakukan kesalahan?” tanya Affry, dan Chaing He langsung sontak, menggelengkan kepalanya.
“Kenapa kamu berbicara hal seperti itu?” tanyanya sedikit gugup tidak nyaman dengan pertanyaan Affry, apa dia sadar kalau semalam Chaing He mengintipnya bersama pria lain.
“Kamu tampak aneh hari ini,” jawab Hyme menundukku kepala lalu sedikit tertunduk.
“Ah, aku merasa tidak enak badan, kamu tidak perlu khawatir,” jawab Chaing He sedikit lega. Tae Wang yang melihat tingkah mereka berdua, merasa aneh. Apa mereka melakukan sesuatu yang salah.
“Kalian, baik-baik saja?” tanyanya dan Hyme menganggukkan kepala memperdalam pertanyaan Tae Wang.
“Tentu, apa ada yang aneh?” tanya Chaing He, berusaha mengalihkan pandangan.
“Tidak, ada.”
***
J a n g a n - l u p a - t a p - l o v e, - f o l l o w, - d a n - j u g a - k o m e n. S i l a k a n - b a c a - c e r i t a - l a i n - y a n g - b e r j u d u l - f**k With Boss - a t a u - k e t i k - d i - p e n c a r i a n - F**k With Boss, - g e n r e - d e w a s a - 21+ - s e d i k i t - v u l g a r - b e d a - d e n g a n - c e r i t a - i n i :).
Semangat bacanya :v