“Mas Bara?” Senyap. Hanya ada suara desingan dari air conditioner di dalam ruangan yang terdengar samar-samar bercampur dengan suara uap yang keluar dari humidifier di atas nakas. Karena tidak berhasil mendapatkan yang diinginkannya, Alinka sekali lagi bersuara. “Mas Bara!” Bara yang baru saja terlelap sekitar lima belas menit terpaksa bangun dari tempat istirahatnya saat ini yaitu sebuah sofa bed yang kini sudah diubah menjadi sebuah tempat tidur. Dengan mata masih sedikit terpejam, Bara segera menghampiri sang istri yang duduk di atas kasur rawatnya. “Kenapa, Lin? Ada yang sakit? Mau dipanggilin dokter?” Alinka menggeleng begitu Bara sudah berdiri di sebelahnya. “Nggak bisa tidur.” Bara yang akhirnya sudah mendapatkan kembali kesadarannya pun menatap sang istri