Empat Puluh Satu

1711 Kata

Seperginya Indira dari rumah Alinka siang itu, perempuan itu gelisah. Alinka bahkan tidak bisa berhenti mondar-mandir untuk mencoba menghilangkan rasa cemas dan khawatir yang tiba-tiba menyerangnya tanpa permisi.   “Kamu kenapa sih, Lin?” tanya Dewi yang mulai jengah dengan tingkah Alinka yang tidak seperti biasanya setelah putrinya itu menemui tamu tidak diundang tadi. “Tamu tadi memangnya siapa?” Meski Dewi tidak tahu menahu apa yang dibicarakan Alinka dengan tamunya tadi, tetapi perempuan paruh baya itu tahu kegelisahan Alinka saat ini pasti berkaitan.   “Nggak, Mam, udah nggak usah dipikirin.”   “Mama sih nggak mau mikirin, tapi lihat kamu mondar-mandir gelisah nggak jelas gitu mana bisa Mama nggak khawatir?” Dewi akhirnya menarik anak gadisnya itu untuk duduk di sebelahnya. “Sek

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN