“That’s how matrealistic I am, Nat.” “Lin, lo gila...” “Tapi bukan itu alasan gue akhirnya nerima lamaran dia, Nat.” Alinka melanjutkan sebelum sahabatnya itu menyimpulkan sendiri maksud ucapannya karena salah paham. “Normal buat gue mikir kayak gitu dalam kondisi gue yang saat itu lagi dikejar-kejar tagihan kartu kredit dan pengangguran. Jadi babysitter jelas bukan untuk jadi pekerjaan tetap gue dan gue nggak sama sekali kepikiran buat seorang laki-laki dewasa kayak Mas Bara bisa suka sama gue.” Renata menyimak penjelasan Alinka sama seriusnya, bahkan pizza yang dibawanya nyaris tidak tersentuh karena mereka terlalu hanyut dalam obrolan tersebut. “Gue mungkin pernah bilang sama lo kan, kalau sebelum gue jatuh cinta sama Mas Bara gue lebih dulu jatuh cinta sama Rayn—not in