. . . "Ssshh... Pelan-pelan." Aaron menurut. "Aahhh, sayang, pelan-pelaan," suara Zetta memanja. Aaron sedikit menghembuskan nafasnya, namun masih tetap menurut. "Sshhh, uhhh—" Tiba-tiba tirai pembatas di UKS itu terbuka kasar. "Anjiing Ze mulut lo belum pernah kelibas rante motor apa, ha?! Ngomong yang bener nggak usah mendesah-desah gitu, sialan!" Jagad di brankar sebelah jadi murka. Dan Zetta langsung ngakak. "Ih gue lagi mode kalem gini juga," elaknya. "Kalem kalem tai kucing lo!" Jagad mengumpat lagi. Memang ya, memiliki teman seperti Zetta harus disertai dengan mental yang kuat. Gila cewek itu, tuh! Lalu tirai sebelah Jagad ikut-ikutan tergeser. Ada Raiden yang terduduk di atas brankarnya, dengan Lyra yang sedang mengobati luka di pelipis cowok itu. "Berisik." "Tuh! Teme