Kedatangan Pak Ihsan bagaikan oase di padang pasir. Mampu menghentikan ocehan Aslan disaat telinga Kalila mulai memanas. Pria itu tak hanya keras kepala melainkan bebal juga. Terus memaksa Kalila untuk pergi jalan-jalan. Sudah ditolak dan di suruh pulang tetap duduk santai diatas sofa tanpa sungkan sedikitpun. “Sudah lama sampainya?” tanya Pak Ihsan pada tamunya. Aslan mengangguk sembari menyunggingkan senyum. Lalu menjawab, “Lumayan Om—” “Ada urusan apa datang ke sini?” “Saya ingin menemani Kalila jalan-jalan.” Kemudian Pak Ihsan menoleh ke arah putrinya. Ekspresi wajahnya berubah tatkala mendengar jawaban Aslan. Beliau sedikit kesal karena putrinya tak mampu menolak ajakan pria itu. Sementara Kalila memasang raut sedih. Seolah sedang meminta tolong pada Papanya. Tenaganya terku

