"Mas, itu ... anu, ada Mbak Fatimah yang sedang menunggu di rumah." Luna jadi makin gak enak. Pikiran jadi kemana-mana. Lagian kenapa sih pria ini harus meminta maaf segala? Bukankah dengan begini, Luna malah makin gagal untuk melupakan pria yang pernah menjadi angan-angannya itu?
"Tadi ada keluarga Fatimah ke rumah. Jadi dia tidak sendirian." Raihan mengusap hidung mancungnya. Apa pria itu juga sama gugupnya dengan Luna ya?
"Lho, bukannya itu Ragil?" Luna menunjuk sosok pria yang sudah sampai di depan rumah Luna. Bahkan terlihat Rahil duduk santai di atas motor sport miliknya.
"Dia sudah sampai rupanya," ucap Raihan. Lalu turun dan membukakan pintu mobil untuk Luna. Sampai Luna merasa gak enak hati. Harusnya jangan berlebihan begini, apalagi saat ini Raihan sudah jadi suami orang. Lun
