"Kamu yakin gak apa-apa, Lu?" tanya Sinta saat melihat Lulu sedang berdandan di kamarnya. "Aku gak apa-apa kok, Ma. Lagian ini hari yang sangat penting buat aku," jawab Luna. Sakit hati itu pasti. Kecewa apalagi. Tapi Luna bukan gadis cengeng yang terus menerus meratapi nasibnya yang patah hati. Toh, Luna masih bisa mencari pria lain kan? Ya walaupun sosok seperti Raihan sangat jarang ia temui. Kebanyakan buaya dan pasti ada maunya. Jadian baru seminggu aja minta pegang tangan, sebulan minta cium pipi dan seterusnya. Untungnya Lulu gak semudah itu mengobral tubuhnya di balik dalil cinta sejati. Pret lah, Lulu gak percaya itu. Senakal-nakalnya seorang Lulu, paling jauh sampe ciuman. Itu pun gak pakai lidah seperti di film dewasa. Hanya biasa saja. "Lu, kamu berangkat pakai mobil Mama aja