Luna tersenyum malu-malu. Aish, tadi Raihan bilang ke Riko 'pacar saya' rasanya Luna dibuat melambung di udara. Kalau gak lagi diinfus begini, rasanya ingin jungkir balik menari zumba saking senengnya. Akhirnya setelah sekian lama Luna mengejar pria itu, ada juga signal diterima. Lumayan lama lho, Luna bahkan sampai bisa mengaji dengan lancar bersama Raihan. Tapi ngomong-ngomong kok Raihan lama ya? Tadi pria itu pamit untuk menerima telpon dari seseorang. Kenapa belum juga kembali? Cklek. Pintu kamar terbuka. "Mas Rai kemana aj...ja?" Senyum Luna hilang saat tahu siapa yang masuk. "Kok Mas Rai sih? Ini gue, Ragil." Pria itu tersenyum lebar dan masuk ke dalam diikuti oleh Sinta dan Amar. "Ya ampun, kamu kenapa Sayang? Kok bisa begini sih?" Sinta langsung berhambur memeluk putri semat