Melihat pemandangan di depannya, Mbok Yem memalingkan wajah ke arah lain dengan senyum tipis. Sebenarnya ia setuju jika Luna bersama dengan Raihan. Anak muda yang menjadi partner bisnis majikannya itu terlihat pria baik-baik. Pasti Luna akan sangat dijaga seandainya mereka bersama. Walaupun Mbok Yem tahu, Nyonya Sinta terlihat kurang setuju. Entah karena kekayaan Raihan jauh di bawah keluarga ini, atau karena kelakuan Luna yang memang sering membuat Sinta malu katanya. "Ah, Mas Rai, kamu manis sekali!" Luna masih meracau. Gadis itu lalu mengapit bantal guling yang Raihan berikan padanya. Mata Luna tampak tertutup rapat. Lalu dengkuran halus terdengar dari bibir mungilnya. Sepertinya Luna sudah tertidur pulas. "Ekhm, maaf, Mbok. Saya pamit pulang dulu," Raihan sebenarnya sangat malu pad