Bab XXXVIII

1272 Kata

Tuan Max benar-benar mewujudkan keinginannya tempo hari. Jika kemarin ia memaksa melakukannya di atas pasir putih, kini ia mulai melancarkan aksi di bebatuan besar yang terletak di dekat tebing di pinggiran pantai. Ombak kecil menyapu lembut kakiku yang mulai bergetar akibat ulahnya yang menggerayangi tubuhku dengan lihai. Aku melirik kanan dan kiri, tetap saja merasa was-was meski ini pulau pribadi yang katanya dijaga ketat oleh bodyguard Tuan Max di pintu masuk pulau. “Sejak kedatanganmu aku merasa menjadi pria c***l karena selalu ingin menerkammu hanya karena suarumu saja,” ucapnya parau. Aku mencebik sinis. “Anda memang c***l,” sahutku kesal mengingat tangan gatalnya yang dulu sesuka hati menyentuhku di mana-mana. Dia terkekeh di ceruk leherku. “Harummu terlalu menggoda, aku tak b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN