“Sudah Abang bilang, jangan dekat-dekat dengan Juna. Abang tidak suka!” Dewa mencecar Jihan dengan wajah keruh. “Dibilang berkali-kali tidak pernah menurut. Apa Jihan tidak memikirkan perasaan Abang?” Jihan juga sama jengkelnya. Dengan wajah membangkang, Jihan menjawab, “Juna itu temen satu kelas sekaligus teman satu kelompok Jihan. Abang kenapa marah-marah begini? Kayak anak kecil, coba. Jihan juga sudah bilang berkali-kali, jangan mempersoalkan Juna, karena Jihan dan Juna memang tidak ada apa-apa. Murni teman. TEMAN.” Setelah terjadi keributan beberapa saat, suasana mobil jadi hening. Dewa meremas setir untuk menyalurkan kemarahannya kemudian mempercepat laju mobil. Sementara Jihan membuang pandangan ke samping dengan kedua tangannya saling meremas karena takut tapi Jihan enggan mengut