Jihan memutuskan untuk pulang ke rumah Mama. Demi apa pun, Jihan tidak ingin melihat Argan lagi. Kapan perlu, Jihan tidak tinggal satu rumah lagi bersama Argan. Soal urusan ditanyai macam-macam oleh Mama, nanti Jihan pikirkan. Ataukah, sebaiknya Jihan sekarang harus jujur saja sekarang? Jihan menggeleng-gelengkan kepala kemudian mengembuskan napas panjang. Dengan d**a yang berdebar tidak nyaman tangan Jihan meraih pagar rumah kemudian mendorongnya. Biasanya Jihan selalu tenang melihat pemandangan di depannya ini, tapi sekarang tidak lagi. Mobil dan motor terparkir, menandakan kalau semuanya ada di rumah. Perlahan Jihan menapaki teras, lalu saat tiba di depan pintu, tangan Jihan hanya mengembang di udara. Perasaan Jihan campur aduk, berkali-kali mengucap bismillah dalam hati, akhirnya Jih