Terdengar bunyi ketukan pintu dan Jihan menemukan Elvina berdiri di sana dengan ekspresi cemas campur takut. Jihan tersenyum seadanya kemudian mengangguk, setelah itu Jihan kembali fokus memasukkan pakaiannya ke dalam koper. “Mbak, maaf saya bukan bermaksud–” “Tidak apa-apa, itu bukan hak saya dan kamu tidak perlu merasa bersalah atau apa pun,” sahut Jihan tanpa menoleh. “Saya hanya mau mengambil pakaian, selanjutnya saya tidak akan ke sini lagi karena di sini saya hanya menumpang.” “Tapi Mbak istrinya Pak Argan, kan? Saya bukan bermaksud ikut campur, tapi sepertinya keputusan Mbak tinggal terpisah sama Pak Argan itu salah. Semua masalah pasti bisa diselesaikan, saya yakin Mbak bisa dewasa dalam menyikapi itu.” Gerakan Jihan terhenti. Dulu saat pernikahan, Jihan merasa bersalah dan iba