Seperti hari kemarin, tepat di mana matanya terpejam nyaman dalam rengkuhan seorang gadis belia. Benedic menikmati sentuhan lembut yang Nara berikan sebagai pengantar menuju alam mimpinya, teramat indah hingga Ben enggan terjaga. Dan ketika kelopaknya terbuka tanpa menemukan gadis itu di sampingnya, Ben merasakan apa yang namanya bencana. Oh Nara pergi tanpa seizinnya, meninggalkan ia yang sedang hibernasi hingga matahari terbit kembali. Obat tidur yang teramat ampuh itu belum sepenuhnya ia miliki. Mengingat hal tersebut Ben mengguyar rambutnya gemas. "Aku tidak bisa menunggu terlalu lama," desahnya berujung dengan geraman tertahan. "Peduli setan! Sekalipun dia harus putus sekolah karena mengandung anakku." Sudah diputuskan, kenyamanan yang sulit ia dapatkan harus segera digenggam. Ben